BISNIS ONLINE

" /> " /> sperky, prstene

BISNIS UST YUSUF MANSUR

Rabu, 16 Oktober 2013

Kondom Wanita (Female Condom)

       Kondom wanita kondom yang dirancang khusus untuk digunakan oleh perempuan, berbentuk silinder yang dimasukkan ke dalam alat kelamin atau kemaluan wanita.
Kondom wanita berfungsi untuk mencegah kehamilan dan mengurangi resikopenyakit menular seksual. Kondom wanita memiliki dua ujung di mana ujung yang satu yang dimasukkan ke arah rahim tertutup dengan busa untuk menyerap sperma dan ujung yang lain ke arah luar terbuka.

Cara kerja
Cara kerja kondom wanita sama dengan cara kerja kondom pria, yaitu mencegahsperma masuk ke dalam alat reproduksi wanita. Manfaat, kekurangan maupun kelebihannya kondom wanita, hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkat efektifitaskondom wanita akan tinggi, apabila cara menggunakannya benar. Kegagalan kondom umumnya terjadi karena pemakaian yang tidak benar.

Cara pemakaian
Berikut ini adalah cara pemakaian alat kontrasepsi kondom pada wanita :
·    #Tahap 1
Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan
ke arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka
kemasan dan jangan lupa perhatikan tanggal kadaluarsa kondom.
·          
     #Tahap 2
Sebelum hubungan seksual, perhatikan kondom wanita. Kondom wanita
punya ring yang lebar (outer ring) untuk bagian luar dan ring yang
kecil (inner ring) untuk bagian dalam.

·    #Tahap 3
Pegang inner ring kondom, lalu tekan dengan ibu jari pada sisi ring,
dan dengan jari lain pada sisi yang berseberangan, kemudian tekan
sehingga sisi ring yang berseberangan akan bersentuhan dan bentuk
inner ring menjadi lonjong.
·          
     #Tahap 4
Atur posisi yang nyaman saat memasang kondom. Posisi dapat dilakukan
secara berdiri satu kaki di atas kursi, jongkok maupun berbaring.
    
#Tahap 5
Masukkan inner ring ke dalam vagina dengan hati-hati. Sewaktu kondom
masuk ke dalam vagina, gunakan jari telujuk untuk menekan inner ring
lebih jauh ke dalam vagina. Pastikan kondom jangan sampai berputar,
dan outer ring (ring yang besar) tetap berada di luar.

·    #Tahap 6
Berikan sedikit pelicin yang berbahan dasar air pada penis atau bagian
dalam kondom. Bantu penis masuk ke dalam kondom.

·    #Tahap 7
Pasca berhubungan, keluarkan kondom secara hati-hati dengan memutar
bagian outer ring untuk menjaga sperma yang tertampung di dalamkondom tidak tumpah. Keluarkan kondom secara hati-hati. Buang kondom
bekas pakai ke tempat yang aman (tempat sampah). Jangan buang di toilet.


Tips Menjaga Kesehatan Reproduksi & Cara Mengetahui Kesehatan Vagina Kita

 Di zaman yang sudah moderen ini, masih saja banyak perempuan yang mengalami masalah pada organ reproduksinya seperti infeksi saluran reproduksi atau infeksi menular seksual, keputihan, kanker serviks, kanker rahim dan penyakit-penyakit serius lainya. Hal ini tentu tidak terlepas dari ketidaktahuan dan ketidakpedulian masyarakat mengenai kesehatan reproduksi. Melalui artikel ini kami berharap ke depannya ada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan reproduksi dan dapat menyampaikan informasi ini kepada keluarga dan teman-teman terdekat.  

Hal yang paling utama agar kesehatan reproduksi tetap terjaga adalah dengan melakukan  pencegahan di antaranya dengan cara :
·         Mencuci alat kelamin dengan benar
·         Setelah buang air, cucilah tangan dengan sabun atau larutan PK
·         Setelah buang air besar, siramkan air dari arah depan (kemaluan) ke belakang (anus) dan jangan sebaliknya.
·         Hindari penggunaan sabun bersoda tinggi di wilayah vagina, jika ingin menggunakan, sebaiknya gunakan sabun yang lunak (dengan pH 3,5).
·         Hindari penggunaan cairan kimia pewangi/cairan khusus pembersih vagina karena akan mengganggu keseimbangan flora dalam vagina.  Bila terlalu sering dipakai, justru akan membunuh bakteri baik dalam vagina yang selanjutnya akan memicu tumbuhnya jamur.  Akibatnya, muncul gatal-gatal atau keluhan di daerah organ intim.
·         Keringkan wilayah vagina dengan handuk bersih, lembut dan kering, jangan digosok-gosok.
·         Gantilah celana dalam minimal dua kali sehari.
·         Pilih celana dalam dari bahan katun yang mudah menyerap keringat.
·         Hindari memakai celana jeans yang terlalu ketat di wilayah selangkangan.
·         Di waktu haid, gantilah pembalut setiap kali terasa telah basah atau lebih dari 3 jam, dan cucilah vagina terlebih dahulu setiap kali akan mengganti pembalut.  Pembalut yang dipakai pilih yang tidak mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan menyebabkan timbulnya rasa gatal.
·         Gantilah pembalut sehabis buang air, meskipun tampak masih bersih ketika haid telah hampir selesai.
·         Di toilet umum, sebelumnya siram dahulu (flushing) toilet yang akan dipakai setelah menutup tutup toiletnya. Setelah selesai buang air, tutup dahulu tutup toilet baru disiram. Hindari menggunakan air yang berada di bak atau ember.  Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans (penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina).  Sedangkan air yang mengalir dari keran di toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur yang sama.
·         Jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke dalam vagina.
·         Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan setiap hari.  Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan banyak saja, dan sebaiknya jangan memilih pantyliner yang berparfum karena dapat menimbulkan iritasi kulit.  Daripada memakai pantyliner setiap hari lebih baik membawa celana dalam untuk ganti.


Cukup mudah bukan untuk dilakukan?



Sedangkan untuk mengetahui sehat atau tidaknya vagina kita, langkah awal yang perlu diketahui:

1.    Perhatikan cairan vagina; cairan vagina dihasilkan oleh tiap perempuan, terutama yang telah mengalami menstruasi.  Bentuk cairan ada yang kental dan ada yang cair.  Bila cairan itu berwarna bening, cair dan tidak beraroma dan tidak gatal, tandanya vagina anda sehat.  Namun bila cairan itu kental, berwarna kuning, hijau atau pekat dan beraroma tidak enak, besar kemungkinan vagina anda mengalami infeksi.

2.       Lakukan pemeriksaan rutin; raba dan perhatikan vagina.  Bila ada benjolan pada bagian-bagian tertentu, segera periksakan diri ke dokter.  Bisa saja terjadi penyumbatan pada saluran disebabkan oleh infeksi.  Perhatikan dengan menggunakan cermin, kelebihan berat tubuh dapat mempengaruhi warna pada vagina, demikian juga dengan usia.  Semakin gemuk/semakin meningkatnya usia, warnanya akan semakin gelap.

3.    Perhatikan saat membersihkan; membersihkan vagina perlu menggunakan trik khusus agar kuman yang ada di bagian belakang dekat anus tidak pindah ke bagian depan.  Bersihkan vagina dari bagian depan ke belakang.  Jangan melakukannya berulang-ulang, karena tetap saja kuman dapat pindah.  Bila ingin mengulangnya, cuci tangan beberapa kali baru melakukannya sekali lagi.  Demikian juga saat mengeringkannya.  Lakukan dengan menggerakkan tangan dari bagian depan ke belakang dan bila ingin mengulanginya lagi, lipat kain pengeringnya agar tidak mengulang di tempat yang sama.

4.   Jangan obati sendiri; bila anda mengalami gejala-gejala infeksi pada vagina, jangan langsung mengobati sendiri dengan membeli obat bebas di apotek.  Anda lebih baik pergi dan periksa ke dokter agar dapat membedakan diagnosa yang tepat.  Jangan sembarangan mengkonsumsi obat tanpa petunjuk dokter bila tidak ingin mengalami efek samping yang justru merugikan diri sendiri.

Senin, 07 Oktober 2013

Penyebab Keputihan dan Cara Mengatasinya

Apa itu keputihan (fluor albus) ?
Keputihan adalah keluarnya cairan bukan darah yang berlebihan dari kelamin perempuan (vagina)
Apakah keputihan selalu berarti ada yang tidak normal?
Keputihan dapat bersifat normal/fisiologis maupun abnormal/patologis.

Dari mana sumber keputihan normal ?
Keputihan normal mengandung lepasan jaringan vagina, jaringan leher rahim, lendir endoserviks dan bakteri yang baik terutama golongan Lactobacillus. Sekret vagina ini adalah sesuatu yang alamiah untuk membersihkan diri, sebagai pelicin dan pertahanan  dari berbagai infeksi. Siklus mens berpengaruh pada jumlah cairan yang keluar dari vagina. Pada fase pematangan telur (fase folikel) jumlah cairan yang keluar makin meningkat dan mencapai puncaknya pada saat ovulasi. Setelah itu kualitas cairan menjadi lebih kental.

 Bagaimana ciri-ciri keputihan yang normal ?
Keputihan masih tergolong normal bila :
1. Bentuknya cair/encer
2. Warna bening atau sedikit putih
3. Jumlahnya sedikit
4. Hampir tidak berbau
5. pH asam, antara 3,8 – 4,5
6. Tidak menimbulkan rasa gatal atau nyeri.

 Lalu bagaimana ciri-ciri keputihan yang abnormal/patologis ?
Bila cairan yang keluar dari vagina memiliki karakteristik seperti di bawah ini :
1. Bentuknya kental
2. Berwarna putih susu, kuning atau hijau
3. Dalam jumlah banyak
4. Berbau tidak sedap
5. Menimbulkan gatal kadang nyeri pada genital dan sekitarnya
6. Mengandung darah

Apa penyebab keputihan yang abnormal/patologis ?
1.  Hygiene yang jelek
2.  Pemakaian obat-obatan dalam waktu lama, terutama antibiotik
3.  Stress
4. Infeksi. Dapat disebabkan oleh bakteri, gonorrhoe, parasit trichomonas, jamur Candida dan virus (HPV, Herpes, AIDS)
5.  Kanker leher rahim

Apa Dampak dan Bahaya Komplikasi keputihan abnormal/patologis ?
Infeksi vagina yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebar ke sistem reproduksi bagian atas sehingga memicu radang, penyumbatan lubang dan saluran sistem reproduksi. Ini dapat mengakibatkan infertilitas/kemandulan.

Apa pemeriksaan penunjang untuk keputihan abnormal/patologis ?
Untuk memastikan penyebab keputihan abnormal maka dokter akan menyarankan pemeriksaan sekret vagina dan Pap smear, pada kasus tertentu perlu dilanjutkan biakan kuman dan tes resistensi.

Bagaimana Cara Mengatasi Keputihan ?
1. Tanpa Obat
•           Menjaga daerah genital agar tetap bersih dan higienis
•           Hindari mandi / berendam pada kolam umum
•           Gunakan celana dalam dari bahan katun, tidak menggunakan celana dalam yang ketat.
•           Mengurangi stress
2. Dengan obat

Konsultasikanlah dengan dokter karena dokter akan memberikan obat-obatan sesuai dengan penyebab keputihan yang dialami.  Bila setelah pengobatan dari dokter (umumnya dengan antibiotik dan anti jamur) keputihan tidak juga sembuh, maka sebaiknya dicek kembali. Keputihan yang terus menerus dapat disebabkan karena ada nya penyakit serius seperti kanker leher rahim. Ini biasanya ditandai dengan cairan banyak, bau busuk, sering disertai darah tak segar.