Hal yang paling utama agar kesehatan reproduksi tetap terjaga adalah
dengan melakukan pencegahan di antaranya
dengan cara :
·
Mencuci alat kelamin dengan benar
·
Setelah buang air, cucilah tangan dengan sabun
atau larutan PK
·
Setelah buang air besar, siramkan air dari arah
depan (kemaluan) ke belakang (anus) dan jangan sebaliknya.
·
Hindari penggunaan sabun bersoda tinggi di
wilayah vagina, jika ingin menggunakan, sebaiknya gunakan sabun yang lunak
(dengan pH 3,5).
·
Hindari penggunaan cairan kimia pewangi/cairan
khusus pembersih vagina karena akan mengganggu keseimbangan flora dalam
vagina. Bila terlalu sering dipakai,
justru akan membunuh bakteri baik dalam vagina yang selanjutnya akan memicu
tumbuhnya jamur. Akibatnya, muncul
gatal-gatal atau keluhan di daerah organ intim.
·
Keringkan wilayah vagina dengan handuk bersih,
lembut dan kering, jangan digosok-gosok.
·
Gantilah celana dalam minimal dua kali sehari.
·
Pilih celana dalam dari bahan katun yang mudah
menyerap keringat.
·
Hindari memakai celana jeans yang terlalu ketat
di wilayah selangkangan.
·
Di waktu haid, gantilah pembalut setiap kali
terasa telah basah atau lebih dari 3 jam, dan cucilah vagina terlebih dahulu
setiap kali akan mengganti pembalut.
Pembalut yang dipakai pilih yang tidak mengandung gel, sebab gel dalam
pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan menyebabkan timbulnya rasa
gatal.
·
Gantilah pembalut sehabis buang air, meskipun
tampak masih bersih ketika haid telah hampir selesai.
·
Di toilet umum, sebelumnya siram dahulu
(flushing) toilet yang akan dipakai setelah menutup tutup toiletnya. Setelah
selesai buang air, tutup dahulu tutup toilet baru disiram. Hindari menggunakan
air yang berada di bak atau ember.
Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70%
jamur candida albicans (penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina). Sedangkan air yang mengalir dari keran di
toilet umum mengandung kurang lebih 10-20% jamur yang sama.
·
Jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke
dalam vagina.
·
Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan setiap
hari. Pantyliner sebaiknya hanya
digunakan pada saat keputihan banyak saja, dan sebaiknya jangan memilih
pantyliner yang berparfum karena dapat menimbulkan iritasi kulit. Daripada memakai pantyliner setiap hari lebih
baik membawa celana dalam untuk ganti.
Cukup mudah bukan untuk dilakukan?
Sedangkan untuk mengetahui sehat atau tidaknya vagina kita, langkah
awal yang perlu diketahui:
1. Perhatikan cairan vagina;
cairan vagina dihasilkan oleh tiap perempuan, terutama yang telah mengalami
menstruasi. Bentuk cairan ada yang
kental dan ada yang cair. Bila cairan
itu berwarna bening, cair dan tidak beraroma dan tidak gatal, tandanya vagina
anda sehat. Namun bila cairan itu
kental, berwarna kuning, hijau atau pekat dan beraroma tidak enak, besar
kemungkinan vagina anda mengalami infeksi.
2. Lakukan pemeriksaan
rutin; raba dan perhatikan vagina. Bila
ada benjolan pada bagian-bagian tertentu, segera periksakan diri ke
dokter. Bisa saja terjadi penyumbatan
pada saluran disebabkan oleh infeksi.
Perhatikan dengan menggunakan cermin, kelebihan berat tubuh dapat
mempengaruhi warna pada vagina, demikian juga dengan usia. Semakin gemuk/semakin meningkatnya usia,
warnanya akan semakin gelap.
3. Perhatikan saat
membersihkan; membersihkan vagina perlu menggunakan trik khusus agar kuman yang
ada di bagian belakang dekat anus tidak pindah ke bagian depan. Bersihkan vagina dari bagian depan ke
belakang. Jangan melakukannya
berulang-ulang, karena tetap saja kuman dapat pindah. Bila ingin mengulangnya, cuci tangan beberapa
kali baru melakukannya sekali lagi.
Demikian juga saat mengeringkannya.
Lakukan dengan menggerakkan tangan dari bagian depan ke belakang dan
bila ingin mengulanginya lagi, lipat kain pengeringnya agar tidak mengulang di
tempat yang sama.
4. Jangan obati sendiri; bila
anda mengalami gejala-gejala infeksi pada vagina, jangan langsung mengobati
sendiri dengan membeli obat bebas di apotek.
Anda lebih baik pergi dan periksa ke dokter agar dapat membedakan
diagnosa yang tepat. Jangan sembarangan
mengkonsumsi obat tanpa petunjuk dokter bila tidak ingin mengalami efek samping
yang justru merugikan diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar